
Oleh: Octaviadi Abrianto, S.S
Kota Sumedang terletak sekitar 45 Km arah timur laut Kota Bandung, merupakan ibu kota Kabupaten Sumedang. Kota tersebut terletak pada jalur jalan antara Bandung dan Cirebon, selain terkenal dengan tahunya, Sumedang merupakan kota tempat beberapa universitas besar berada, seperti; Institut Pemerintahan Dalam Negeri dan Universitas Padjajaran.
Tinggalan arkeologis, khususnya yang berasal dari masa kolonial di Sumedang antara lain adalah beberapa bangunan pertahanan/benteng yang tersebar di beberapa tempat. Salah satunya adalah benteng yang terdapat di Gunung Koentji/Panjoenan, berada dalam wilayah Kelurahan Kota Kulon, Kecamatan Sumedang Selatan. Keletakan astronomis adalah 06°51’21” Lintang Selatan dan 107°55’04.3” Bujur Timur, pada ketinggian 500 mdpl. Bangunan pertahanan tersebut terdapat dalam kawasan lahan hutan lindung yang dikelola Perhutani Kabupaten Sumedang. Jenis flora yang mendominasi kawasan adalah Pinus Merkusii, karena keterbukaan kawasan hutan lindung maka gfauna yang ada sudah tidak terlalu banyak, yang masih tersisa adalah beberapa ular.
Peninggalan Perang Dunia I
Benteng Gunung Koentji tersebut serta beberapa benteng lain yang terdapat di Kota Sumedang dapat dikatakan merupakan tinggalan arkeologis masa kolonial yang cukup istimewa, hal tersebut karena benteng-benteng tersebut berasal dari masa Perang Dunia I. Perang Dunia I yang terjadi antara tahun 1914-1918 merupakan sebuah peristiwa penting di dunia, hal tersebut karena perang tersebut merupakan perang besar pertama – melibatakan hampir seluruh negara dan kerajaan di Eropa – yang terjadi setelah Revolusi Industri.
Terjadinya revolusi industri membawa perubahan besar dalam hal teknologi dalam semua bidang, tidak terkecuali teknologi militer, terjadi perubahan besar baik dari segi peralatan maupun stategi militer. Perang tersebut juga dapat dikatakan sebagai penyebab lahirnya negara-negara baru di dunia, karena pada akhir perang beberapa kerajaan dan kekaisaran besar yang memiliki wilayah luas hancur dan runtuh sehinggga di wilayah-wilayah yang tadinya dikuasai lahir beberapa negara baru.
Selain Gunung Koentji, beberapa benteng lain yang juga berasal dari masa PD I adalah; Gunung Palasari dan Pasirlaja, keduanya di Sumedang dan sebuah bangunan pertama yang terdapat di pantai utara Jakarta.
Denah Benteng
Benteng berada di puncak bukit dengan ketinggian 500 m dari permukaan laut, terdiri dari beberapa kelompok bangunan yang berada di dalam tembok berbentuk oval. Terdapat bagian oval menjorok ke luar pada sisi utara dan selatan tembok benteng, dahulu diduga merupakan tempat meriam dengan kaliber yang cukup besar.
Bangunan Dalam Tanah
Benteng Gunung Koentji terdiri dari 5 kelompok bangunan, tiga diantaranya merupakan bangunan yang berada di bawah tanah yaitu:
Kelompok I, IV, dan V. Kelompok I merupakan bagian benteng yang berada di luar tembok, pada kelompok ini terdapat gerbang masuk. Kelompok IV berada dalam tembok, terletak di puncak bukit bersebelahan dengan kelompok V. Kelompok I terdiri dari beberapa ruangan yang keseluruhannya berada di bawah tanah. Pada kelompok ini terdapat dua ruang berbentuk lingkaran yang dahulunya berfungsi sebagai tempat meriam atau senapan mesin kaliber besar. Ruang-ruang lain dalam kelompok ini berfungsi sebagai tempat tinggal prajurit serta tempat penyimpanan. Kelompok IV dan V berada di puncak bukit dalam di dalam tembok benteng. Berfungsi sebagai tempat tinggal dan penyimpanan bagi prajurit yang bertugas jafa di tembok benteng.
Lokasi Benteng
Lokasi Benteng Gunung Koentji yang terletak di puncak bukit di tepi jalan Raya Pos (Jalan Deandels) uag menghubungkan Kota Bandung dengan Cirebon sanga strategis. Karena terletak di puncak bukit, benteng tersebut dapat mengawasi dan menjaga wilayah yang luas di utara dan selatan, termasuk Kota Sumedang. Hal tersebut menjadikan benteng ini semacam “gerbang” Kota Bandung dari arah timur.
Potensi
Benteng Gunung Koentji memiliki potensi besar sebagai aset wisata dan pendidikan bagi Kota Sumedang khususnya dan Indonesia pada umumnya. Bila dimanfaatkan dengan baik benteng tersebut tidak hanya merupakan sumber data sejarah yang penting, tetapi juga merupakan aset yang dapat dimanfaatkan untuk pendidikan. Lokasinya yang berada di puncak bukit dengan pepohonan yang rimbun menjadikan Benteng Gunung Koentji obyek wisata yang sangat potensial. Kesejukan udara dan keindahan pemandangan sangat tepat untuk melepas lelah sekaligus juga mempelajari sejarah bangsa ini.